HUT Karanganyar Sebagai Sarana Pengenalan Potensi Daerah



(Sumber: https://www.karangayarkab.go.id)

Karanganyar terletak di provinsi Jawa Tengah memiliki luas sekitar 800 km persegi yang terbagi atas 17 wilayah kecamatan dan 177 wilayah kelurahan, sekitar 14 km sebelah timur Kota Surakarta. Secara geografis, Kabupaten Karanganyar terletak di daerah dataran rendah, yaitu di areal lembah Sungai Bengawan Solo. Walaupun begitu sebagian areal Kabupaten ini juga terletak di daerah dataran tinggi, yang berdekatan dengan Gunung Lawu. Selain dikenal dengan banyaknya tempat wisata Kabupaten Karanganyar juga memiliki sajian kuliner yang selalu dirindukan oleh para wisatawan baik domestik maupun internasional. Beberapa wilayah di Kabupaten Karanganyar masih memiliki lahan persawahan maupun pertanian yang cukup luas, sangat cocok dengan iklim Kabupaten Karanganyar karena mempunyai curah hujan yang tinggi. Hal tersebut sangat mendukung bagi para petani karena mempengaruhi hasil panen yang menguntungkan untuk berbagai wilayah.

Hasil panen dari berbagai wilayah di kabupaten ini sangat beragam, sehingga dapat dijadikan olahan kuliner khas masing-masing wilayah. Sebagai contoh di Kecamatan Ngargoyoso memiliki hasil panen ubi-ubian antara lain ubi ungu, ubi madu, singkong dan talas yang dapat diolah menjadi makanan khas yaitu timus ungu goreng atau frozen, pia ungu, gethuk dan masih banyak lagi. Pada wilayah kecamatan ini juga terdapat perkebunan teh yang dikelola oleh masyarakat setempat sehingga di beberapa tempat dekat perkebunan teh tersedia wisata edukasi untuk mengajak masyarakat maupun wisatawan lebih dalam mengenal dan mengetahui bagaimana proses pengolahan teh serta memproduksinya dari bahan mentah hingga barang jadi. Teh yang dihasilkan dari perkebunan setempat juga dapat dipasarkan untuk memenuhi kebutuhan PT Gunung Subur Sejahtera yang merupakan perusahaan pabrik teh terkenal di Kabupaten Karanganyar yaitu dengan produk andalannya Teh Gardoe.

Kabupaten Karanganyar sangat aktif menggelar rangkaian kegiatan dalam rangka hari jadi maupun HUTnya yang diikuti oleh berbagai lapisan masyarakat di setiap wilayah. Namun sejak pandemi covid-19 melanda dunia, berbagai kegiatan menjadi sangat terbatas bahkan tidak jarang pula ada yang harus ditiadakan, sehingga hal ini menjadi permasalahan bagi berbagai pihak tidak terkecuali para pelaku seni. Demikian pula dengan saya selaku mahasiswa tata kelola seni di Pascasarjana ISI Yogyakarta turut merasakan hal yang berbeda pada penyelenggaraan acara kebudayaan yang harus ditiadakan. Sebagian besar masyarakat Kabupaten Karanganyar mempunyai antusiasme terhadap budaya yang tinggi terbukti pada perayaan HUT Kabupaten Karanganyar yang ke-103 banyak penampil pertunjukan seni budaya dengan berbagai latar belakang, misalnya ada yang sebagai petani, guru, pedagang dan lain-lain. Mereka biasanya meluangkan waktu untuk mengikuti kegiatan latihan kebudayaan seperti karawitan, ketoprak maupun berlatih gending. Hal ini menjadi keunikan dari tiap-tiap daerah di Karanganyar karena membawa karakter dan peran masing-masing.

Senin, 11 Oktober 2021 Bupati dan Wakil Bupati Karanganyar didampingi Sekretaris Daerah Karanganyar memimpin rapat koordinasi persiapan rangkaian kegiatan hari jadi ke-104 Kabupaten Karanganyar yang digelar di ruang podang satu kantor Bupati Karanganyar. Mengawali rapat koordinasi tersebut, Bupati Karanganyar Juliyatmono menyinggung terkait dengan pelaksanaan percepatan vaksinasi di Karanganyar agar segera tuntas 100% sehingga Kabupaten Karanganyar bisa menjadi Kabupaten pertama di Jawa Tengah yang tuntas memberikan vaksin bagi warganya. Tentu saja hal ini merupakan tujuan pencapaian pemerintah dalam menanggulangi pandemi Covid-19 terutama di Kabupaten Karanganyar.

Adapun rangkaian kegiatan yang akan diselenggarakan saat hari jadi ke-104 Kabupaten Karanganyar yang bertema Maju dan Berdaya Saing diawali dengan launching logo hari jadi disertai penerbangan balon udara yang berisi voucher belanja sebesar Rp500.000, kemudian silaturahmi dengan keluarga mantan Bupati Karanganyar, lalu diadakan pagelaran wayang kulit secara virtual, ziarah makam sesepuh Karanganyar, malam tirakatan hari jadi ke-104, upacara hari jadi secara virtual dan dan jalan sehat 104th Karanganyar.

Selain rangkaian kegiatan formal, pemerintah Karanganyar juga akan menggelar lomba-lomba untuk menyambut hari jadi, antara lain lomba senam kreasi baru, lomba karawitan SMP, lomba seni tari untuk SMP, SMA/SMK, napak tilas perjuangan Joko Songo, lomba tiktok nakes (tenaga kesehatan) smart dan lomba video potensi unggulan. Tak hanya itu, kegiatan pameran juga termasuk dalam bagan rangkaian, seperti pameran produk-produk unggulan pertanian dan UKM. Berdasarkan banyaknya rangkaian kegiatan yang akan digelar saat hari jadi, Bupati Juliyatmono memberi arahan kepada semua penanggung jawab pelaksana kegiatan untuk sangat memperhatikan penerapan protokol kesehatan.

(Sumber: https://www.wawanlistyawan.com/peta-pariwisata-karanganyar.html)

Beberapa kegiatan yang diselenggarakan untuk menyemarakkan HUT Kabupaten Karanganyar berlangsung secara virtual, bahkan dalam pelaksanaan berbagai macam lomba tersebut panitia mewajibkan kepada para peserta untuk mengumpulkan hasil karya dalam bentuk video. Diantara berbagai jenis lomba, yang paling menarik perhatian saya adalah lomba karawitan SMP karena menurut saya melalui ajang lomba tersebut siswa-siswi yang terlibat menjadi lebih sadar akan budaya Jawa. Para peserta lomba karawitan memiliki waktu sekitar satu bulan untuk berlatih “Lancaran Pager Mangkok” Laras Pelog Nem lengkap dengan Bawa Sekar Macapat Pangkur Dhawah, Ladrang Ati-ati. Hal ini merupakan salah satu upaya yang dilakukan oleh pemerintah Kabupaten Karanganyar dalam nguri-uri budaya Jawa atau melestarikan budaya Jawa di tingkat SMP dengan mengajak dan melibatkan generasi muda untuk mencintai budayanya dibanding dengan budaya bangsa luar. Sejalan dengan hal tersebut tindakan Pemerintah Kabupaten Karanganyar ini merupakan langkah yang tepat, dapat dilihat dari ketertarikan para siswa yang semula menggemari ragam budaya mancanegara seperti K-pop, K-drama dan lain-lain, menjadi cepat beradaptasi dalam memainkan Gamelan.

Setiap Kecamatan yang mengirimkan perwakilan untuk mengikuti lomba karawitan, berjumlah 15 peserta. Saya berkesempatan untuk mengamati latihan di Kecamatan Karangpandan. Para siswa dari SMP Negeri 1 Karangpandan terlihat sangat antusias dalam mengikuti setiap arahan dari pelatihnya. Adapun bagian dari tim karawitan yaitu mencakup pengrawit/wiyaga (penabuh gamelan) dan gerong (paduan suara dalam gamelan). Para wiyaga memainkan kendhang, bonang barung, bonang penerus, slenthem, demung, saron barung, saron penerus, kethuk kempyang, kenong, kempul dan gong yang dilengkapi oleh nyanyian para gerong.

Situasi ketika para siswa dari SMP Negeri 1 Karangpandan berlatih gamelan bersama sangat guyub dan menunjukkan kerjasama yang solid dari seluruh anggota, terbukti dengan kekompakkan yang diperlihatkan ketika mereka bermain. Gending yang digunakan untuk lomba diawali dengan salah satu gerong menyanyikan bawa kemudian disusul dengan permainan gamelan oleh para pengrawit dengan kompak dan penuh antusias. Latihan demi latihan sudah terlewati, pelatih beserta guru pembimbing menyatakan bahwa tim karawitan telah siap untuk menampilkan hasil karya sehingga pada waktu yang ditentukan mereka melaksanakan pengambilan video sebagai syarat dalam mengikuti perlombaan. Video yang sudah di dokumentasikan kemudian diserahkan kepada guru pembimbing untuk dikumpulkan ke panitia perlombaan karawitan tingkat SMP yang bertempat di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Karanganyar.

Masa pandemi memang membatasi ruang gerak dan waktu dalam berkarya namun hal tersebut tidak menyurutkan tekad dan semangat masyarakat Karanganyar untuk dapat berpartisipasi dalam memperkenalkan potensi daerah. Menurut saya, hari jadi Kabupaten Karanganyar yang ke-104 ini merupakan waktu yang tepat untuk mengenalkan potensi daerah yang beragam. Adapun beberapa contoh potensi yang dimiliki kabupaten Karanganyar berupa wisata edukasi Pabrik Gula Sondokoro, wisata benda peninggalan sejarah Kerajaan Hindu yaitu Candi Sukuh, Candi Cetho dan Pura Pasek, wisata fenomena alam air belerang Sapta Tirta, wisata prasejarah Watu Kandang dan wisata alam air terjun Grojogan Sewu. Berikutnya dalam hal seni budaya, di beberapa wilayah memiliki sanggar dan komunitas yang berfokus pada pelestarian budaya Jawa sebagai contoh wayang wong, ketoprak, karawitan, seni pedalangan dan campursari. Sejalan dengan hal tersebut tujuan terselenggaranya perlombaan seni budaya virtual ini sekaligus menjadi ajang promosi Pemerintah Kabupaten Karanganyar sesuai dengan tema hari jadi yang ke-104 yaitu Maju dan Berdaya Saing dengan turut mempublikasikan hasil karya para peserta lomba melalui media sosial seperti YouTube, Instagram, website pemerintah dan Facebook disertai konten yang kreatif. Berdasarkan hal tersebut langkah yang dapat dilakukan oleh pemerintah yaitu dengan menyediakan database yang berisikan tentang dokumentasi kegiatan yang diselenggarakan dari tiap area wisata.

Popular Posts